SELAMAT DATANG di WEBSITE YAYASAN PENDIDIKAN UMUM SANTO LUKAS, Pademangan

Layanan Pendidikan Katolik terus berkembang menjawab tantangan zaman. Pada Sabtu, 26 April 2025, Yayasan Pendidikan Katolik Santo Lukas menggelar Focus Group Discussion (FGD) II bertajuk “Layanan Pendidikan Katolik di Yayasan Pendidikan Umum Santo Lukas”. Bertempat di Aula SD Santo Lukas I, acara ini menjadi langkah penting dalam menyusun Rencana Strategis (RENSTRA) pertama yayasan sejak didirikan.

Sebelumnya, pada 22 Maret 2025, Yayasan Pendidikan Umum Santo Lukas telah menggelar Focus Group Discussion (FGD) pertama yang membahas pengembangan layanan pendidikan Katolik. Artikel lengkap mengenai hasil dari FGD pertama dapat dibaca di sini

FOCUS GROUP DISCUSSION YAYASAN PENDIDIKAN UMUM SANTO LUKAS
FOCUS GROUP DISCUSSION II

FGD ini melibatkan pengurus yayasan, perwakilan Majelis Pendidikan Katolik (MPK), perwakilan Yayasan Santo Yakobus, tokoh masyarakat, tokoh gereja, alumni, orang tua murid, guru, serta staf yayasan, semuanya berkomitmen membangun layanan pendidikan Katolik yang unggul dan relevan.

FGD ini bertujuan menghimpun masukan strategis untuk penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA), sebagai langkah penting memperkuat tata kelola dan manajemen yayasan pendidikan Katolik demi masa depan pendidikan yang unggul, berkarakter, dan adaptif terhadap perubahan zaman.

Mengawali kegiatan, Bapak Andi dari unit SMA Santa Maria Della Strada mengajak seluruh peserta mengheningkan diri dalam doa, menegaskan nilai-nilai Katolik sebagai fondasi yayasan. Prinsip ini sejalan dengan identitas dan misi pendidikan Katolik menurut Vatikan, yang menekankan pentingnya membangun budaya dialog, iman, dan karakter dalam pendidikan. Setelah doa, Bapak Andi memandu seluruh rangkaian acara FGD yang bertujuan menghimpun masukan untuk mengembangkan layanan pendidikan Katolik yang adaptif dan berkarakter.

Sambutan Ketua Yayasan: Membentuk Manajemen Yayasan Pendidikan Katolik yang Kuat

Dalam sambutannya, Ketua Yayasan Pendidikan Katolik Santo Lukas, Bapak Tadeus Rangku, menekankan pentingnya memiliki manajemen yayasan pendidikan Katolik yang kokoh dan berkesinambungan.

“Focus Group Discussion ini menjadi bagian dari upaya kita membangun Rencana Induk Pengembangan Yayasan. RENSTRA ini nantinya akan menjadi pedoman bagi semua pengurus, tidak hanya untuk saat ini, tetapi untuk keberlangsungan yayasan dalam jangka panjang. RENSTRA ini akan menjadi kompas bagi pengurus sekarang dan yang akan datang, memastikan yayasan tetap setia pada visi dan misi Katoliknya,” ungkap beliau.

Dalam wawancara sebelumnya bersama Warta Lukas di kesempatan terpisah, Bapak Tadeus sempat menyampaikan visinya:

“Yayasan harus memiliki fondasi yang kuat agar bisa berjalan dan terus berkembang. Sehingga bila ada pergantian pengurus, yayasan tetap berjalan sesuai visi dan misi aslinya, bukan mengikuti visi pribadi pengurus yang sedang menjabat.”

Beliau juga memetakan tantangan dunia pendidikan saat ini:

“Ke depan, hanya tiga jenis sekolah yang akan bertahan: sekolah elit, sekolah bermodal besar, dan sekolah massal yang mampu menyediakan pendidikan berkualitas dengan biaya terjangkau.”

Mengakhiri sambutannya, beliau mengungkapkan apresiasi mendalam:

“Terima kasih kepada Bapak dan Ibu sekalian yang sudah hadir. Suara Anda semua hari ini akan menjadi bagian penting dalam menyusun RENSTRA Yayasan Pendidikan Umum Santo Lukas.”

FGD LAYANAN PENDIDIKAN KATOLIK SANTO LUKAS PADEMANGAN
FGD LAYANAN PENDIDIKAN KATOLIK SANTO LUKAS PADEMANGAN
DISKUSI KELOMPOK

Panduan FGD: Membangun Layanan Pendidikan Katolik yang Terstruktur

Bu Loren, Sekretaris Yayasan, memberikan pengarahan teknis kepada peserta tentang mekanisme diskusi kelompok. Struktur ini memastikan seluruh masukan dalam FGD tercatat rapi untuk penyusunan Rencana Strategis Yayasan Pendidikan Katolik yang solid.

Peran MPK: Menjaga Tata Kelola Pendidikan Katolik dengan Data dan Inovasi

Dalam sesi sambutan, Pak Supardi dari MPK menekankan bahwa layanan pendidikan Katolik harus dibangun di atas data akurat dan kreativitas.

“Cita-cita MPK adalah jangan sampai ada sekolah Katolik yang tutup,” ujarnya.

Beliau mengingatkan perlunya kreativitas dalam mengelola sekolah:

Sekolah Katolik harus mulai mengembangkan unit usaha lain, berbentuk CV atau PT, agar tidak hanya bergantung pada uang sekolah atau uang pangkal siswa.”

Terkait penyusunan RENSTRA, beliau menekankan:

“Membuat rencana strategis itu harus berbasis data. Kita perlu tahu perkembangan sekolah dalam lima tahun terakhir melalui data dan grafik yang akurat.”

Diskusi Kelompok: Menyerap Aspirasi untuk Transformasi Layanan Pendidikan Katolik

Diskusi kelompok berlangsung dalam dua sesi aktif, dipandu oleh Pak Tedi Rangku dan Ibu Loren. Para peserta mengangkat berbagai isu penting, mulai dari kualitas tenaga pendidik, kebutuhan sarana belajar modern, hingga strategi peningkatan karakter siswa dalam layanan pendidikan Katolik.

Saat makan siang, peserta mendengarkan sharing dari Bapak Yudho, Dewan Pengurus LPK Santo Yakobus, yang dikenal sebagai salah satu lembaga pendidikan Katolik terbaik di Jakarta Utara. Bapak Yudho, dari LPK Santo Yakobus, memberikan sharing tentang inovasi dalam manajemen yayasan pendidikan Katolik, pentingnya pemilihan teknologi pendidikan, dan pendekatan pembelajaran berbasis karakter di era kecerdasan buatan.

“Dulu, negara-negara seperti Jerman berlomba memenangkan olimpiade akademik. Kini, mereka mengutamakan proses belajar yang membebaskan anak dari tekanan, mengedepankan pembangunan karakter sejak usia dini.”

Ia juga mengingatkan pentingnya memilih teknologi pendidikan yang tepat:

“Ketika memilih kelengkapan sekolah, jangan hanya mempertimbangkan harga. Pastikan teknologi yang diadopsi adalah yang terbaru dan relevan dengan kebutuhan zaman.”

Paparan Hasil Diskusi: Rekomendasi untuk Manajemen Layanan Pendidikan Katolik yang Lebih Baik

Setiap kelompok peserta diberi kesempatan mempresentasikan hasil diskusi dan memberikan pesan-kesan:

Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, mencakup:

  • Peningkatan kualitas guru.
  • Penguatan laboratorium dan sarana IT.
  • Program beasiswa untuk siswa kurang mampu.
  • Strategi pengembangan karakter berbasis iman Katolik.
  • Usulan penguasaan bahasa asing untuk persaingan global.

Kelompok 1 (Ibu Lisa, alumni dan orang tua murid):

Menyampaikan bahwa dulu kedisiplinan di Santo Lukas sangat baik. Namun, pasca pandemi COVID-19, banyak tugas diberikan kepada siswa sehingga membebani orang tua.

Kelompok 2 (Ibu Ria, orang tua murid):

Memuji kedisiplinan dan kualitas TK Santo Lukas, namun menyoroti kurangnya tenaga pengajar berpengalaman di tingkat SD, khususnya di bidang studi dan komputer.

Bapak Junardi (Alumni 1998):

Menyampaikan bahwa dahulu Santo Lukas merupakan sekolah favorit berkat ketegasan guru. Kini banyak guru bagus justru cepat berpindah. Ia juga berharap perhatian pada sarana laboratorium dan pemberian beasiswa bagi siswa kurang mampu.

Kelompok 5 (Pak Tedi, tokoh masyarakat dan gereja):

Mengingatkan pentingnya karakter iman dalam pendidikan Katolik dan mengusulkan agar alumni menguasai minimal lima bahasa dunia untuk menghadapi globalisasi.

Tanggapan Ketua Yayasan: Komitmen terhadap Tata Kelola Pendidikan Katolik yang Berintegritas

Bapak Tadeus Rangku menanggapi hasil diskusi dengan menyoroti pentingnya pengembangan kapasitas guru, pemberian beasiswa, serta penguatan tata kelola yayasan yang adaptif dan inklusif. Hal ini sejalan dengan misi yayasan untuk menghasilkan lulusan yang profesional, unggul, dan berdaya saing di tingkat lokal maupun global.

“Guru zaman sekarang, mendidik dirinya sendiri saja sulit, apalagi mendidik anak orang lain. Ini adalah tantangan besar yang harus kita jawab bersama,” ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa program beasiswa untuk siswa dari keluarga kurang mampu sudah diberlakukan.

Penutup: Menyatukan Langkah untuk Layanan Pendidikan Katolik yang Unggul

Mengakhiri sesi FGD, Suster Ancilla mengajak semua peserta menganggap sekolah ini sebagai rumah bersama:

 “Mari kita rawat sekolah ini seolah-olah ini rumah kita sendiri.”

Ajakannya disambut antusias oleh peserta yang bersama-sama meneriakkan:

 “Ini rumah kita bersama, ini rumah kita bersama, ini rumah kita bersama!”

Suster Ancilla menegaskan komitmen yayasan bahwa:

“Forum ini bukan hanya ajang berbicara. Setahun dari sekarang, kita akan bertemu kembali untuk mengevaluasi progres nyata dari hasil FGD hari ini. Mari kita rawat sekolah ini seperti rumah kita sendiri, demi layanan pendidikan Katolik yang semakin unggul.”

Kegiatan kemudian ditutup secara resmi dengan doa yang dipimpin kembali oleh Bapak Andi, mengakhiri rangkaian FGD yang penuh harapan ini.

Catatan Tambahan:

Melalui FGD inspiratif ini, Yayasan Pendidikan Katolik Santo Lukas menegaskan komitmennya untuk terus mengembangkan layanan pendidikan Katolik yang bermutu, relevan, dan berkarakter di tengah perubahan zaman.

Rencana Strategis (RENSTRA) yang tengah disusun menjadi landasan memperkokoh posisi Yayasan Pendidikan Katolik Santo Lukas dalam mempertahankan pendidikan yang bermutu, berkarakter, dan adaptif terhadap dinamika zaman, sejalan dengan visi dan misi seluruh satuan pendidikan di bawah naungan yayasan.


Andreas Martinus Harmin

Tukang Rutit n Ratit

1 Komentar

Strategi Pengembangan Sekolah Katolik: Hasil Raker dan FGD Yayasan Santo Lukas 2025 - stlukaspad.sch.id · Mei 13, 2025 pada 11:24 am

[…] Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari Focus Group Discussion (FGD) I pada 22 Maret 2025 dan FGD II pada 26 April 2025, yang menjadi fondasi penyusunan Strategi Pengembangan Sekolah Katolik di bawah naungan […]

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terima kasih sudah mengunjungi Webstie ini